Wednesday, September 24, 2008

About being a teacher...

A teacher has nothing but his students' and surprisingly ex-students' care -Lany K-


Well, entah kenapa menjadi guru itu sudah lama jadi napsu tersembunyi sejak kecil, bahkan melebihi napsu kentut, makan banyak, dan pacaran dengan komputer aku. Sedari kecil aku inget kalo sering maen guru-guruan (puji Tuhan bukan dokter2an yang sering bikin anak kecil mulai eksplorasi tubuh, apalagi lawan jenis, duh4...).

Namun cita-cita jadi guru jarang banget bisa mulus en diterima 'normal' people. Penyair Fusada Iwao (kalo ga salah namanya bener) ada kejadian sedih dan tragis ketika bercerita tentang cita-citanya...


Iwao: Saya pengin jadi penyair, ma, pa.
Papanya Iwao: (dengan mata mendelik, gigi taring muncul, en tanduk menyembul dari punuk) What? What's for supper...?
(Artinya: mau dijadiin sate guling buat makan malem? Ga, becanda; Mau makan (malam) apa?)


Kalau pa2-ma2-ku, thanks God, ga seperti itu. Waktu aku cerita kalo pengin studi pendidikan...


Aku: Whazzup ma! Whazzup pa!
Pa+Ma: (kompakan) orang gila... orang gila...
Aku: Ma+Pa, besok aku kuliahnya pengin di pendidikan bahasa Inggris, biar jadi guru ya...
Pa+Ma: Kuliah apanya, duit dari mana? Kita ini melarat nak, makan aja susah, apalagi beli mesin cuci... sadar, istigfar, nyebut...


* becanda *


Aku: Ma+Pa, besok aku kuliahnya pengin di pendidikan bahasa Inggris, biar jadi guru ya... Pa+Ma: Pergi, kamu bukan anakku! Aku tidak sudi punya anak guru!


* Ga! becanda lagi! Becanda loh! (Ampun pa, ma) *


Well, in fact mereka 'ga nuntut apa2, yang mereka pengin dari aku. Mereka cuma pengin aku bisa bikin mereka bangga en ga terbeban... duh, so shweeet... thanks, ma+pa.

Sadly, banyak sodara yang agak alergi dengan profesi ini, juga beberapa teman. Ya pertanyaan 'Mau makan apa?' lagi2 muncul. Kasihan dankuur, pintar2 kok jadi guru doank... Wah, bahaya, kalo gitu asumsi dan deduksi yang bisa diambil adalah: semua guru yang ada tidak pintar, karena orang pintar tidak pantas jadi guru... Waduh! Pantesan Indonesia melarat en ketinggalan. Ckckckck... (well, don't try this at home... penyimpulan yang keliru!)

Ada temen yang mulai tertarik jadi guru, kemudian langsung ragu karena, 'Apa yang bisa dibanggakan dari guru?' Well.. banyak:



  • lihat murid2 yang beraneka ragam spesies dan warna dan kesukaan dan rasa... belajar banyak dari mereka, dan belajar membentuk diriku sendiri,

  • (karena saya guru yang rajin dan berdedikasi :P) selalu termotivasi buat tertib dan menyelesaikan segala administrasi juga bikin modul sendiri, jangan cuma ngambil dan pake LKS dll...,

  • belajar, belajar, dan belajar, karena banyak yang berubah dan terus berkembang, apalagi jadi guru bahasa yang notabene kaga' pernah bisa master 100% jutaan kata di sebuah kamus...,

  • liat anak2 tertarik dengan mode mengajarku, juga beberapa anak mengalami perkembangan, baik yang signifikan, maupun agak lelet en o'on...

  • bisa meluluskan sekian puluh, bahkan ratusan anak...,

  • dan suatu ketika lulusanku bakal ketemu, kemudian bilang, 'Wah, thanks ya, Pak Dankuur, dulu udah pernah ngajarin apa bedanya a sama an. Kemaren aku tes CEO ternyata keluar di pre-test penyaring resepsionis...'

Belajar melihat secara positif itu susah. Tapi mulai belajar melihat yang positif itu lebih mudah. Nah, hal-hal positif tadi yang keliatan dari pengalamanku selama ini. Tapi perlu diinget kalo semua ini adalah subyektif banget. Ya, iya dong, masa ya iya lah; wudel saya aja bodong bukan bolah... Kalo tanya orang yang ngejar duit ampe mati, ga bakalan tertarik sama sekali ama guru dan tetek bengek mengajarnya. Kalo tanya ama yang obsesi jadi artis, ngapain juga mau jadi guru. Kalau tanya sama orang gila, nah ini yang nge-post blog kan juga gila.


Well... quote di awal tadi itu yang barusan aku dapet dari ex-dosenku. Dia care en baek banget. Kalo Bu Lanny baca, moga2 dia makin bersemangat ngajar!


Yang pengin jadi guru2 moga2 makin termotivasi. Kalo malah down setelah baca post ini, silakan kasih komen, en saya akan posting berita bunuh diri saya hari selanjutnya...


GBU all guys!



PS: Ini foto mejengku yang so pasti narsis di meja yang bukan mejaku, dan bukan laptopku yang sedang dioperasikan...

Sunday, September 21, 2008

Kebiasaan buruk orang Indonesia...

Entah kenapa skill menyimak (bukan sekedar mendengarkan) dan membaca dengan seksama orang Indonesia itu buruk. Mereka cenderung lebih suka orang lain menjelaskan pada mereka, atau memberi tahu, daripada mereka sendiri mendengarkan dengan baik atau membaca lebih dulu dengan teliti. Contohnya setiap kali saya mengadakan ulangan di kelas.

Sedikit sekali murid yang mau membaca instruksi terlebih dahulu, tapi mereka dengan mudah bertanya, 'Pak, ini disuruh ngapain?' Dongkol banget. Padahal jelas2 tertulis di instruksinya: CHOOSE THE BEST OPTION (yang artinya: pilih yang bener, dodol!)

Ada juga kemampuan mendengar yang parah (entah karena memang telinga yang sudah soak, atau jarang dibersihkan jadi tersumbat debu, kapur, sampai plastik). Waktu itu saya menulis soal di papan tulis, kemudian sudah saya beri instruksi lebih dulu.

Dankuur: (pake bahasa Indonesia biar jelas) Ini dikerjakan langsung isinya ya, tidak usah ditulis soalnya.
(selang 1 menit)
Murid 1: Pak, itu soalnya ditulis?
Dankuur: Tidak usah, nak. (masih dengan agak sabar).
(selang beberapa detik)
Murid 2: Pak, langsung jawabannya kan?
Dankuur: Iya. Langsung jawabannya. (mulai sedikit jengkel).
(selang 1 menit lagi)
Murid 3: Pak, itu langsung jawaban atau ditulis soalnya.
Dankuur: (sambil teriak) Haduh! LANGSUNG JAWABANNYA SAJA! KALAU ADA YANG TANYA LAGI KEBANGETAN!
(selang beberapa detik)
Murid 4: Pak itu... (saya langsung balik pasang tampang sangar) bercanda.... (dueng, sontak semua anak ketawa).

Well, seperti itulah keadaan di kelas saya. Entah apa suara saya yang tidak bisa kurang jelas, atau malah tidak bisa dipahami (mengingat saya ini sebenarnya alien dari Mars dengan bahasa Uwagwajwhakja), atau memang anak2 saya yg agak susah mencerna bahasa manusia.

Tapi ternyata ga cuma di konteks sekolah. Kemaren saya mimpin persekutuan, lagi tenang baca soal quiz untuk game, ternyata pada banyak yang minta diulangi soalnya dibaca terus. Ini juga bukan cuma ketika saya baca soal, gantian teman-teman yang suruh baca juga pada minta diulang dan diulang dan diulang... Kesabaran saya makin mahal sampai pada bilang, 'Sabar bu...!'

Dasar, listening skill yang poor... Yang salah bibirnya yang baca soal ketebelen, atau malah ga punya bibir, atau karena bahasa kami kurang dipahami, atau karena microphone yang kami pake mengubah voice kami yang merdu dan mempesona jadi suara kucing, ataukah karena orang Indonesia memang malas mendengar dengan seksama? (Sepertinya yang terakhir adalah jawaban yang paling tidak benar).

Kalau di kehidupan sehari-hari aja parahnya minta ampun begini bagaimana mereka prepare buat understand listening track, soal ujian listening, atau bahkan part listening TOEFL atau IELTS dkk yang hanya di play sekali saja... Ckckck...

* menulis dengan prihatin sebagai seorang guru bahasa *

Saturday, September 20, 2008

An initial good news after a long wait

Saya beberapa hari ini berdoa minta Laptop sama Tuhan, hehehe...

Well, so dua hari ini, saya tersibukkan gara2 ikut acara Musyawarah Kerja Kepala SMA Kristen Se-Sinode GKI/GKJ. Kok bisa? Ya iya lah, kan saya panitia.

So, kemaren sampe jm 10 malem di Wisma Sejahtera, yang notabene ga dapet2 apa-apa kecuali makan (yang juga lumayan2 saja...). Asiknya, seperti biasa, karena saya narsis, dan selalu ingi menonjol, padahal kan saya ini tidak sombong, suka menolong, dan rendah hati :P jadi terkenal diantara para Kepsek dan Wakasek karena saya operator LCD yang dimintai tolong banyak orang, termasuk ngopi file presentasi, buatin slide, ngetikin hal-hal yang nda' penting, nge-print, sampai nyuapin en gantiin popok para kepala tersebut... (yang terakhir so... lebay). Padahal di daftar kepanitiaan, tertulis: Sie Publikasi: Daniel Kurniawan, S.Pd. (perhatikan tiga huruf dan dua tanda baca terakhir). Ya karena memang ada satu dan lain hal, jadi saya dialihtugaskan dan dimandatkan untuk menjadi seorang operator LCD yang tidak bertanggung jawab.

Hari ini, dari pagi jam 7, langsung berangkat ke Kyai Langgeng, karena lokasi Muker pindah kesana (aneh ya... rapat di KL [btw, usut punya usut ternyata cuma pengin pada rekreasi, duh... sadarlah, taubatlah para KepSek... ampun Pak, Bu!]). Ada kejadian lucu (plus aneh, menggelikan, dan amat bodoh) di parkiran KL sebelum saya masuk. Tapi sebaiknya di-post lain kali saja...
BTW, acara berlangsung baek, dua sessi, satu promosi dari UKSW (hidup Satya!), satu snek, dan satu lunch, ditambah empat jam foto sessi oleh Dankuur sendiri... (ckckck... padahal ngambil gambar baboon, kera, en laba-laba, yang ga penting banget..., kapan2 saya post, keren loh!).

Di tengah2 kesibukan membajak keping CD (baca: kopi CD), ternyata ada sesuatu bergetar dari pocket saya... ada sms ternyata, nomornya tidak dikenal. Waktu dibuka, perlu beberapa detik untuk mencerna isi sms, dibaca, masuk perut, dikeluarkan lagi, dibaca lagi, masuk, dimuntahkan... Ya engga' lah, emang sapi dengan empat lambungnya?

Intinya ternyata ada email dari salah satu penerbit yang long time ago in Betlehem saya kirimi application letter. Mereka mengabari kalau sudah membalas lewat email (hari ini) dan mengirim naskah teks uji penerjemahan... Wooo... hati sontak menjadi riang gembira, dan dunia menjadi indah mulia: bunga bugenvile berwarna-warni menghias Kyai Langgeng, teratai mengapung tenang, dan bunga Raflesia tumbuh di ketek saya... (lebay-isme).

Memang dua bulan lalu saya kirim surat ke tiga penerbit (plus satu online lewat email): PBR Andi, Gloria Graffa, Kanisius, Gandum Mas; apply for FREELANCE TRANSLATOR. Dan sudah hilang harapan saya karena memang belum ada jawaban, sampai dunia menggelap, dan rasanya pengin bunuh diri. Saya pun sudah lupa (melupakan diri). Namun, emang dahsyat, ternyata ada jawaban dari Gloria. Padahal ini juga masih awal (diterima aja belum), tapi bersyukur banget sama Tuhan.

Deadline-nya 28 September. So pasti ga mungkin mepet2, apalagi saya kan rajin en terstruktur... :P (narsis).
Ini yang namanya Tuhan jawab doa kita, en kasih yang terbaik menurut waktunya... Now, I know more, and I am more convinced, that HE DOES CARE FOR US AND ANSWER OUR PRAYERS.
Well, just pray for me that I could do my best, and later they would give me chance.

Thanks for reading, wish me HIS blessings, guys!


PS: Thanks GOD, karena kemaren dan hari ini saya sudah kenal banyak orang baru... Menyenangkan mengenal rekan-rekan baru yang lucu2... hehehe...

Wednesday, September 17, 2008

Daniel dan menulis

Well, another new posting at the same day with the previous one.

Entah kenapa, though my reading interest is fading (meski tiap malem sebelum tidur juga tetep ada yang bisa, en PENGIN dibaca), tapi writing interest saya malah mulai menggebung (halah... apa itu artinya menggebung? Membesar, seperti balon yang ditiup).

Tiga skrip drama (dua musikal) sudah saya susun (meski yang satu bareng2 dg tim yg laen). Drama musikal untuk Paskah Remaja-Pemuda mungkin jadi salah satu yang bagus (at least for me, walo ada seorang yang katanya bilang terlalu ekstrem, out of context, tp kalo mau bahas tentan ke-ekstrim-an ini, laen kali saja, bisa jadi satu artikel panjang... hehehe too defensive ya?).

Dari naskah drama, kecintaan pada menulis makin berkembang ketika dipercaya buat bimbing adek2 remaja di soliDEO, buletin-nya KoRem GKI Pajajaran (btw, kalau mau file digital-nya, ntar segera saya upload). Satu jatah saya (yang sekarang makin mengembang saja jatah halamannya :P sorry guys!) adalah cerpen, dan ceritanya ternyata berlanjut dari kisah di Drama Paskah itu... semua tentang Abe, Victor, and Sheilla, en anak-anak penghuni Panti. Katanya sih, dua cerita yang sudah saya tulis, tapi katanya temen2, OK! Ada yang bilang terharu, ada yang merinding, ada yang terenyuh baca ceirta pertama 'Aku + Diriku + Victor = Ego'. Untuk cerita yang kedua, saya tertawa terbahak2 dalam hati ketika temen saya benci cerita itu, 'My friend, My hero' karena sad ending... wkkk... Satu temen laen bilang kalo itu cerita bikin meleleh hati, en another one said kalo ga percaya I did write the story, hehehe...

Ketertarikan untuk menulis sebenarnya sudah lama muncul en saya kembangkan dari SD. Waktu itu saya menulis cerpen, artikel pendek (mungkin tidak cocok disebut artikel) en kisah2 fantasi (yang sampai sekarang saya terus dihantui 'en jatuh hati pada tema, or genre ini). Masih ada naskah coret-coretan, juga naskah ketikan (bener2 pake mesin tak-tik-tuk yang bikin tip of my fingers kapalan... :P) kisah fantasi saya yg dulu banyak dipengaruhi komik2 en kisah2 superheroes Jepang or US. Kalau sekarang baca ulang bisa ketawa kepingkal2, sama seperti adek saya yang juga ngekek tiap kali baca naskah konyol itu.

Now? Banyak ide terus bermunculan, en thanks Lord, saya dikasih kepala yang besar, bukan dalam konotasi sombong, tapi ber-denotasi otak besar (ooops... don't say that it's a hydrocephalus case! Amit-amit!). Kalau Gesang berkata, 'Air mengalir sampai jauh...', maka gagasan di otak saya juga terus mengalir (nyambung ya?). Banyak ide untuk menulis academic journal, yang tentu saja berhubungan dengan area saya: bahasa dan pendidikan, atau untuk menulis buku (sudah ada beberapa ide judul buku dan bahasannya), atau juga banyak essay dan artikel untuk koran atau majalah atau untuk lomba... Sayangnya: cuma IDE, GAGASAN, masih di otak saya...

JK Rowling, pengarang saga Harry Potter yang fenomenal sukses karena dia menorehkan segala ide cerita HarPotnya di catatan kecil-nya, yang kemudian dia tuangkan dalam bentuk paragraph-pasal-dan-akhirnya-buku. Dulu saya punya buku notes kecil, berisi ide2 cerita yang berputar di kepala saya, sekarang, sadly, sudah jadi daftar list nama en coret2an papa saya... teganya dikau, Pa!

Belajar dari banyak authors, penulis, mereka took one step to start everything, dan saya admit kesalahan saya adalah karena belum mau, dan berniat, untuk take one step itu! Well, moga2 semua ide ini segera saya wujudkan, saya lagi hot-hot-nya untuk menulis dan menulis...

Tunggulah penerbitan buku pertama saya... (wkkk...)

GBU!

Where have I been?

Missing me... (still being narcissistic)

So, what's up blogging world? Missing you so much
(*recalling all my past memories about how I often update and tell my stories, but now...
well, I don't want to regret or moan, but in fact, my school hasn't yet set up the Net connection
*sob-sob*)

eniwei, let's code-switch to Indonesian...

So, segalanya baek-baek saja, dan sudah sekian lama sejak saya terakhir nge-blog di bulan Juni.
Jadi nomadic-blogger (atau lebih pantes disebut unloyal blogger) juga nda enak.
Dari edublogs, wordpress, sampai akhirnya jatuh hati ke blogspot...

Yang sudah terjadi selama ini:
  • Dankuur quit form LTC, sudah ga jadi tutor di LTC, well considering many things (though I miss lots of things there...).
  • Dankuur applied (and accepted) as a teacher in SMAKI, my alumnae... and now still strugling, well, bener2 struggling for everything...
  • Dankur is saving his money to buy a laptop... Well, my dream... bener2 desperately saving and being quite mean for everything... hahaha...
  • Sekarang nge-les-i dengan total murid 3 anak... semua bekas yang lampau, semoga bisa nambah2 uang penghasilan buat nabung.
  • Dibilang nabung ternyata juga malah tergiur beli glasses, kaca mata baru... huf...
  • Dankuur masih jadi orang Kristen, masih melayani en setia di KaPe tercinta Pajajaran... sebentar lagi mw camp pemuda.

Apa lagi ya? so far yg teringat cuma itu (well, my memory is poor).

Oh, ya, akhirnya 'Laskar Pelangi' katam sudah, habis dilalap dalam waktu lebih dari tiga bulan... wkkk... inget beli waktu Paskah anak dulu, baru selesai dibaca kemaren minggu malem, itu juga dikebut (well, bener kan kalo reading skill saya fading...). Really inspiring! Two thumbs up for Andrea Hirata, dan thanks sudah inspired saya buat nulis artikel tentang LP, semoga jadi, en bisa diterima...

Mimpi masih terus ada, nda bakal lupa, en selain beli laptop... (duh, hiks, kapan bisa... haruskah meng-kredit demi laptop?) saya pengin segera menulis beberapa essay en artikel juga paper untuk lomba maupun jurnal.

Btw, hipotesa saya dulu kalau English skill saya bakal adapt to my surrounding context ternyata benar. Sekian lama tidak terbiasa menulis atau express idea using 'real' English bikin gumpalan otak saya tidak se-encer dulu... Well, jujur, banyak kosakata yang hilang, tidak selancar dulu berpikir (bukan speak loh ya, karena speaking skill saya jujur memang lemah). So, langkah saat ini yang masih dipertahankan adalah rajin2 baca news (the Jakarta Post, or Reader's Digest) dan buka2 internet, cari sebanyak mungkin artikel en bacaan, juga tetep sleep before going to bed, yang notabene jadi dongeng nina bobok saya adalah buku2 macam Semantics, Error Analysis, Grammar... (huek-huek, malah jadi muntah setiap kali mau tidur... bacaan'e terlalu high level).

Well, betewe lagi, welcome to Deddy, Nana, en Albert ke dunia blog. Kenapa welcome, karena sebener'e emang duluan saya, yang notabene bukan anak TI, tapi sudah fall in love with blogging world (thanks to Bu Nenny who introduced me to it once!).

Satu hal terakhir: I MISS ALL MY CAMPUS MATES VERY MUCH! Ga tahu kenapa aku sedih waktu terakhir ditelepon salah satu istriku: Oris... hiks... kapankah kita bisa kumul kebo, eh kumpul rendevous lagi ya? Aku miss foto-foto yang lampau, aku belum dapet! I miss Salatiga, I miss F building, I miss all my lecturers!

Enough for now, moga2 blogging makin blooming di Pajajaran en Magelang en sekitarnya... hehehe...

GBU!