Wednesday, July 30, 2014

20 Things from Pajajaran's X-Factor 2014

Bukan. X-Factor yang ini bukan kontes menyanyi atau kpntes bakat seperti di TV, meski memang kami ada menyanyi dan unjuk bakat juga. Ini (Bible) Camp yang diadakan Komisi Remaja-Pemuda GKI Pajajaran Magelang.
Pola di GKI Pajajaran itu dua tahun sekali diadakan camp komisi, bergantian dengan camp jemaat. Here are 20 things I did, got, or learnt, or noticed in/from this bible camp.

1. Camp gabungan yang terakhir saya ikuti ada di tahun 2010, jadi ini semacam nostalgia dengan suasana gabungan remaja-pemuda seperti itu.

2. Buku acaranya ngambil tradisi lama terutama bagian schedule acara yang memakai gambar-gambar macam storyline. Good job, my bro!


3. Nama kelompok mengusung nama power dari superheroes X-Men, yang cukup menarik buat seorang superhero-geek seperti saya. :P

4. Saya dapet kelompok Optic Blast, yang dimiliki Cyclops, member X-Men yang dari dulu saya gak tertarik. #sigh


5. Talent show! Been a while since I last had it! Meski awalnya malas, tapi menikmati bakat-bakat yang ditampilkan. Haha.

6. Dan yel-yel kelompoknya itu bikin ketawa-ketiwi.

7. Saya sadar saya cukup baik menyusun konsep tapi bukan seorang pemimpin yang cukup sabar dan tahu bagaimana melibatkan semua untuk ikut bekerja.

8. Dan saya tidak bisa duduk tenang ketika melihat jadwal terganggu. Meski saya tetap memaksa diri untuk tidak ikut campur tangan dalam panitia.

9. 150 ribu, while for many would still be expensive, sebenernya sudah termasuk murah untuk standar camp 3D2N, dengan semua akomodasi, konsumsi, dan materi yang diterima.

10. Sementara kelompok remaja belajar tentang menggali dan memaksimalkan potensi diri, kelompok usia pemuda belajar membangun relasi yang baik. Yes, kami dipisah sesuai usia kami di dua sesi utama.


11. Walking-prayer is indeed a new, interesting idea. Thanks to Sabian. Despite my intolerance to the tardiness.

12. Tujuan baik tapi kalau kemasannya kurang menarik atau kurang pas juga bisa jadi tidak efektif tersampaikan dan diberikan.

13. Dan perbedaan faktor usia itu juga perlu, perlu diperhatikan dengan sangat. Baik itu untuk peserta ataupun audiens, dan panitia penyelenggara. Meski yang kedua jaraknya tidak terlalu jauh.

14. Setelah Salib Putih, mungkin Wisma Bukit Soka menawarkan pemandangan (Salatiga) yang indah. Yes, view nya dari tempat ini cukup bagus, tapi hal-hal lain dari wisma ini perlu diperbaiki.

15. Keywords untuk membangun relasi yang baik? Empathy, active-listening, dan kerelaan hati.

16. Peraturan HP 'disita' selama acara lumayan membantu digital-detox. Dan salut krn para peserta, at least kelompok saya, bisa disiplin, bahkan mengingatkan saya untuk itu. Mungkin bisa dicoba ketika mulai ibadah di gereja ya. :P

17. Hari kedua pagi: saya (yang notabene mentor kelompok) TELAT BANGUN! =.=

18. Saya (seperti pengamatan dan komentar temen-temen kamar) mandi paling lama. Uhuy!

19. Saya sekarang ini tidak bisa banyak terbawa suasana refleksi/haru ketika malam komitmen/ KKR. Justru saya bisa lebih merenung, berefleksi, terharu, entah sampai menangis atau tidak, dalam nyanyian/ibadah biasa.

20. Dan pelajaran terakhir yang saya dapat: jangan mengeluh dengan orang yang (kelihatan maupun tidak kelihatan) capek. Nah loh!

Satu lagi ya,

21. Did I enjoy the camp? YES.