Tuesday, December 23, 2014

Natal Siapa?

Tuhan, kan, katanya,
Kok di kandang lahirnya?
Coba persalinan di istana,
bakal lebih banyak pesta pora,
kami rogoh lebih banyak dana
sekedar buat hura-hura
atau gampangnya,
biar dinilai ikut ajaran agama.

Dibilang Dia Raja,
tapi yang datang para gembala,
bukan dari golongan kaya.
Tersisih, dipandang siapa?
Kenapa mereka yang pertama,
rumornya, dengar dari bala surga;
terima kabar, sebarkan cerita.
Emang yang lain bakal percaya?

Jadi Pemimpin nantinya,
eh, malah lari dari raja,
karena Herodes kena paranoia
nyawa ditebas 'tuk amankan tahta.
Ahli Bintang bikin perkara
berikan hadiah bukan untuk dia,
tapi sembahkan yang mulia
malah buat Anak yang belia.

Kurang kerjaan apa, ya?
Katanya datang dari Surga,
ke dunia kok mau-maunya.
Dan sekarang mana?
Bayi sering lenyap dari mata.
Kado bertumpuk, pohon bercahaya.
Lebih terkenal mana:
Sang Putra, atau Si Santa?

Wednesday, December 10, 2014

Manusia atau Singa?

Meski kita berlaku adil,
belum tentu dunia ini
otomatis memperlakukan kita dengan keadilan.

Karena kita setuju dengan satu hal,
juga bukan berarti kita bisa memaksa orang lain
untuk ikut pemikiran kita.

Kamu tidak mengganggu orang lain.
Bisa saja mereka tetap ingin
mengganggu hidupmu.

Ketulusan mungkin jadi modal awalmu
tapi balasan yang didapatkan
entah kecurangan, entah penipuan, siapa tahu?

Kamu tidak pernah menjelekan orang lain,
tapi itu tidak menjamin
dia tidak akan menjelekanmu.

Untuk orang lain kamu melakukan kebaikan,
belum tentu mereka akan membalas
dengan kebaikan.

Itu seperti berharap singa
tidak memakanmu,
karena kamu tidak mengganggu singa itu.

Tapi setidaknya kita tahu,
atau mampu memilih,
siapa singa, siapa manusia itu.

Kita juga punya kesempatan, tidak jarang,
untuk meminta bantuan dari sesama manusia
ketika singa hendak menyerang.

Dan bahkan perlu sekali,
kalau terpaksa, kita perlu pertolongan
membunuh singa itu.

Pertanyaannya kemudian,
kita ini sebenarnya
manusia atau singa?



Monday, December 8, 2014

25 Desember, Sesat?

Dia (anak remaja): Kalau yang gak tertulis di Alkitab itu sesat. *dengan mantap*
Me: Oh, ya?
Dia: Iya. Sesat. Nda bener.
Me: Oh, gitu ya... *nyantai aja* kalau Natal, ada di Alkitab?
Dia: Ada dong, peristiwa Natal-nya.
Temennya: Iya, Koh. Cerita kelahiran itu.
Me: Ditulis lahir tanggal 25 Desember juga, ya?
Dia: . . .
Me: Jadi (ngerayain) Natal (di tanggal 25) sesat dong!
Dia: . . .

Sorry, kiddo, saya tidak rela kamu tumbuh jadi remaja yang punya fanatisme sempit, terus membabi buta menjelekan pandangan lain. I know we surely have different views from other religions or beliefs, but I won't let you develop that kind of narrow-minded, blind faith.