Tuesday, May 6, 2008

If only I met Doraemon...

I love reading Doraemon's series.

Sedari kecil saya mengoleksi komik Doraemon, dan masih ingat sekali bahwa seri yang saya beli waktu pertama kali adalah seri 6. Saya kangen banget dengan masa-masa dimana buku komik hanya dihargai Rp. 3,000 dibandingkan dengan sekarang yang sangat mencekik, tapi saya sudah terbiasa, dengan harga Rp. 12,000 - 15,000.

Anyway, berbicara tentang Doraemon, memang kisah ini agak fiktif, dan banyak kekanak-kanakan mengingat tema sentralnya adalah perjuangan Nobita agar dimanjakan dengan peralatan ajaibnya Doraemon, meski juga berkembang dalam seri Doraemon Petualangan (yang saya juga koleksi, tapi miss beberapa seri) yang lebih berbicara tentang tema perjuangan, petualangan, persahabatan dan keteguhan hati (cie...).

Meskipun fiktif, tapi ceritanya bisa disebut ilmiah, beberapa hal, yang ternyata memang disengaja diserempetkan dengan dunia sains oleh Fujiko Fujio, pengarangnya yang juga cinta ilmu. Saya sangat suka waktu Fujio mengangkat cerita tentang Dinosaurus atau Time Travel dengan dunia paralelnya, dua dari topik-topik favorit saya.

Sampai saat ini pun imajinasi saya sedikit banyak dipengaruhi cerita itu. Di usia yang mulai beranjak dewasa ini (entah dewasa atau tidak, tua yang pasti), saya masih memainkan imajinasi liar saya berkaitan denagn peralatan ajaibnya si Kucing dari Masa Depan itu. Kala saya termenung di dalam bis dalam perjalanan laju Magelang-Salatiga saya, atau ketika saya terbaring lemas di atas tempat tidur, atau malah saat saya sedang dalam titik depresi saya, saya sering membayangkan, andai saja saya bertemu Doraemon, dan bisa meminta beberapa alat ajaib berikut:
  • Pintu Kemana Saja. Meski bukan orang yang suka travelling, tapi selalu bermimpi buat bisa keliling dunia. Locally, saya juga suka berkunjung ke berbagai tempat di luar kota, disamping perjalanan rutin ke Salatiga. Jadi dengan pintu ini, tinggal sebut tempat yang ingin kita tuju, dan dalam sedetik setelah membuka pintu itu, kita tinggal melangkah keluar ke tujuan kita. Bayangkan, tidak usah membeli tiket, saya bisa mengunjungi NY, Yunani, Eiffel, Disneyland... wuih...
  • Mesin Waktu. Banyak pertanyaan yang perlu dijawab sehubungan dengan masa lalu; saya juga ingin jadi guardian angel bagi diri saya, jadi sebelum saya membuat kesalahan fatal, saya sudah bisa mewanti-wanti diri saya sendiri dengan kembali ke masa lalu. Untuk masa depan, saya tidak akan mengintipnya, karena saya percaya pada Tuhan. Hehehe...
  • Kotak Penjual Apa Saja. Yang ini yang bikin hidup lebih enak. Tahu ceritanya? Jadi ada satu kotak, dengan label yang bisa kita ganti-ganti namanya dengan nama toko, kemudian kita masukkan uang Rp. 100, (menurut terjemahan komik Indonesia) dan sebut barang yang kita inginkan, whusss... keluar deh barang itu. Well, tentu saja saya bisa membeli laptop, komputer, DVD, camera, videorecorder, homethater, mobilephone dengan harga murah... kenapa tidak sekalian kulakan... hehehe...

Berimajinasi boleh-boleh saja... tidak ada yang melarang, tapi imajinasi yang membangun. Memang susah membedakan imajinasi dan mimpi. Ada yang mungkin terwujud dan ada yang impossible to happen, tapi juga apa yang dianggap tidak mungkin sekarang bisa saja terwujud di masa depan...

Saya terus menunggu diri saya, atau anak saya, atau cucu saya, atau cicit saya mengunjungi saya dari masa depan dengan mesin waktu setelah mereka berhasil menembus wormhole. Hehehe...