Day #2 part 2
12/ Selesai ngabisin semangat dan tenaga di USS, kunjungan kami selanjutnya adalah
China Town!
When sipits
met other sipits! Hahaha. Isi tenaga dulu, dengan isi perut. Sayangnya saya sudah duluan isi perut dengan makan sandwich Subway. Jadi di
Maxwell Food Court, saya lebih milih menikmati buah segar (gaya bangeeet ke negri orang makan buwah!), jus manga-pisang, dan nyobain es serut durian dan kacang merah. Saus duriannya top. Lanjutlah perjalanan kami ke
China Town Complex, di mana banyak tempat makan, plus toko-toko jualan oleh-oleh. Sesuai saran teman saya, makin masuk ke dalam, makin rame dan murah. Intinya kudu rajin compare harga toko yang beda. Buat pribadi, saya beli kalung dengan bandul yang diukir (kurang kerjaan). Toko yang jual oleh-oleh bahan babi sudah tutup (buka pun saya gak minat beli, haha). Di ujung jalan, kata temen, ada toko jualan
sex toys, cuman iseng nonton etalasenya. Gak berani masuk, ntar takut kalau saya langsung keluar tanduknya. Sebenernya ada banyak tempat bagus lain di China Town, sayang kami sudah terlalu larut datang ke sana. Next time, lah.
|
China Town |
13/ Hari sudah malam. Kaki sudah minta dipijit. Sayang saya ndak berani coba
massage di China Town. Pulang lah kami naik bus, bukan MRT. Pengalaman pertama naik bus di Singapore. Nyaman, dan thank God, kami dapat tempat duduk. Mandi. Wi-Fi-an. Dan tidak bisa tidur sampai jam satuan, karena kaki terlalu pegal. Dang.
Day #3
14/ Rencana hari ini:
Li'l India, Bugis, Merlion, dan
Gardens by the Bay. Sarapan pagi saya? Lagi-lagi roti Subway yang sudah beli duluan, awalnya beliin buat diicip para cewek, tapi mereka sudah kenyang malam sebelumnya.
|
Little India, and Arab Street |
15/ Kami bertolak ke
Little India. Kampungnya para orang India di Singapura. Katanya tidak sebersih area lain, tapi tetep terhitung bersih, lah. Sepanjang jalan, banyak yang jual perhiasan. Mampir satu toko oleh-oleh, yang jual malah orang China. Lol. Saya suka arsitekturnya yang unik. Warnanya cerah-cerah. Tujuan di
Little India: pusat oleh-oleh (lagi-lagi),
Mustafa Centre, yang sudah di-
suggest beberapa pendahulu juga. Saya eneg dengan browsing oleh-oleh. So, saya memutuskan untuk berkeliaran keluar. Misah dari rombongan.
16/ Dengan polosnya, saya memberanikan diri jalan (cukup jauh), ke
Arab Street, yang di-suggest peta wisata sebagai
point of interest terdekat. Kelihatan di peta sih, jarak antara Mustafa Centre ke Arab St. deket. Padahaaal, jauuuh. Kampr*t. Tapi, saya menikmati pemandangan dan arsitektur bangunan di sana (maksain diri lihat sisi positifnya). Nemu Gereja
Our Lady of Lourdes (unik, karena budaya Katholik dan India bertemu),
Sultan Mosque, dan
Malay Heritage Centre. Cuman bisa ambil foto saja disana. Janjian balik di Mustafa Centre, jam 12.30, dan saya molor sepuluh menit (dibelain lari-lari karena salah perkiraan waktu plus nyasar, cuy!). Saya sudah ditungguin, dicari-cari, plus sedikit diomelin. LOL. Semacam bloon kenapa dari awal ga ke utara Li'l India aja, ada
City Square Mall, daripada jauh-jauh ke Arab St. Tapi
worth visiting lah, untuk cuci mata.
|
Sultan Mosque, and Bras Basah |
17.1/ Rombongan memutuskan untuk pergi ke
Bugis, katanya pusat oleh-oleh yang lain. Saya minta ijin pisah dari rombongan, selera saya beda: cari buku bekas. Target saya ke
Bras Basah.
So, berangkat lah saya naik MRT sendiri (pura-pura) sebagai solo traveller. Nyasar? Iya. Ternyata gak segampang itu baca peta (
or, sayanya yang emang parah navigasinya). Kecapean kakinya. Duduk sejenak, baru nyadar saya duduk di depan
gereja, pas bubaran ibadah juga. Ada tante-tante muda yang lagi dorong emak-emak di kursi roda ikutan duduk di samping saya. Di tengah kelelahan, saya nanya ke dia arah ke
Bras Basah Complex, dan jawabannya yang simpel en sederhana tapi
attentive banget (mikirin jalan pintas terdekat setelah ngusulin jalan utama yang cukup ribet), bikin hati
mak nyes. I thanked her.
17.2/ Saya meluncur ke BB Complex. Nemu lah
Evernew Book Store. Surganya buku (bekas)!
D*mn. Banyak pilihan. Cukup lama juga milih-milih bukunya. Nemu banyak judul bagus. Disana pengunjungnya kelihatan para kutu buku. LOL.
I could have bought more books. Saya sadar diri
budget dan bagasi terbatas. Saya juga baru kalau ada pilihan kios buku lain, setelah mau jalan balik. Ngelirik jam, masih ada sisa waktu sebelum janjian ketemu di penginepan dengan temen-temen, so saya duduk-duduk istirahat di luar
National Library. Ndak masuk. Berasa agak kuat, saya lanjut balek naik MRT ke Novena. Pertama kalinya kartu EZ Link saya ditolak. Kena limit. Kudu top-up lagi, tapi saya milih beli single ticket dari Bras Basah ke Novena. Di tengah jalan, SMS masuk, ngabarin kalau rombongan lain lagi mau naik MRT,
which means bakal telat balek, sejaman lagi. *tepok jidat* Nasib saya berakhir dengan duduk di depan pintu kamar penginepan, tanpa kunci masuk, mana pemilik penginepan di kontak juga lagi gak di rumah. Tapi saya terhibur wifi-an sambil telepon sohib yang di Aussie.
18/ Kami istirahat sebentar, sembari saya yang sudah berkeringat mandi dulu. Lanjut lah kami setelah itu ke Merlion. Belom afdol kalau belom foto sama patung singa itu. Seperti gambar ekspektasi-realita tujuan wisata lainnya, bejubel wisatawan. Ambil foto disana kudu pintar-pintar cari dan curi spot, sambil jaga etika gantian foto di spot yang bagus. Sekali juga diminta tolong njepretin foto turis lain. Puas foto-foto dengan patung singa, kami lanjut jalan sepanjang
Jubilee Bridge, sambil menahan rasa cape, menuju
The Esplanade untuk cari MRT Station-nya. Turun di stasiun Bayfront, dan lanjut lah kami ke
Gardens by the Bay!
|
Merlion |
|
Gardens by the Bay |
19/ Gak bisa banyak foto-foto di GBTB, selain karena sudah mulai gelap, juga kami kecapean jalan. Saya dan cicik pacar, jalan-jalan ke area utara, cuman bisa lewat
Cloud Forest dan
Flower Dome, tanpa berani masuk, mengingat waktu dan budget terbatas. Balik ke tempat awal, ngumpul dengan yang lain. Passs banget ketika kami memutuskan mau keluar area GBTB (karena perut udah laper), ehhh,
light-show-nya dimulai. Semua pengunjung langsung semangat dan rebahan di tanah begitu
announcement di loudspeaker terdengar! Mulai lah kami menikmati pertunjukan lampu keren di malam itu. Jangan iri, ya!
20/ Kami cari makan malam. Bajet uang saku saya sudah terbatas. Sebenernya masih ada sisa, tapi gak mau abisin semuanya. Kalau bisa diirit,
why not. Cari makan malam pun, kami bela-belain ke
Orchard, masuk ke Mall
Nge Ann City. Makan lah kami di food village di dalem mall itu. Lihat dompet masih ada dua lembaran $10 yang memang gak mau dipakai, plus beberapa lembaran $2, dan beberapa koin. Kepake tiga lembar buat beli makan,
pork. Abis makan, muter, lihat ada bakpao jumbo harga $4, tapi nahan diri biar bisa ngirit. Di kios lain, ngiler lihat es serut buah. Akhirnya gak tahan, beli es serut mangga! Terus keinget, daripada repot, sekalian beli bakpao buat breakfast besok paginya. Meluncur ke kios bakpao, ehhh, kiosnya sudah tutup! LOL. Hahaha.
21/ Kami lanjut jalan pulang, naik bus. Pisah dengan teman yang sudah jadi
guide kami selama tiga hari itu. Thank you, Yoel! Kami bertujuh berakhir dengan menghabiskan malam di satu kamar (dua malam sebelumnya kami pisah kamar), karena malam itu kami ngungsi, sementara kamar yang semula saya pakai sudah ganti dipakai tamu lain (kami dulunya telat bayar DP penginepan, jadi malam terakhir sudah keburu diambil orang).
Packing-packing juga. Saya tetap berakhir dengan satu tas
backpack, sementara temen-temen lain sudah penuh kopor dan tas tambahannya.
Day #4
22/ Tidak ada tujuan lain selain ke bandara. Sarapan, lagi-lagi, saya milih (lagi-lagi) makan roti
Subway di airport. Hahaha. Ngabisin lembaran $2 dan beberapa koin. Abis sarapan, kami mutar-mutar area di terminal itu.
Changi Airport itu keren! *ndeso* Beberapa teman beli
wine dan minuman lain, saya cuman menemani saja. Pesawat kami delay 30 menit, jadi lumayan buat merilekskan kaki. Tidak banyak yang kami lakukan, selain main
Social Tree (bisa buat main game rame-rame yang lumayan seru, dengan foto wajah kita nampang di screen gedhenya). Kami meluncur ke gate pesawat kami (lagi-lagi habis temen-temen mampir ke toko permen, untuk beli oleh-oleh). Pesawat terbang kembali ke Jogja. Liburan berakhir disana.
Total biaya liburan saya di Singapore? Bisa dilirik
disini. Itu pengeluaran belum termasuk tiket pesawat dan oleh-oleh, yah! Sebenernya kalau mau irit, bisa berkurang $40 dolar untuk pengeluaran pribadi, macam beli kalung, magnet, dan buku bekas (*menghela napas*). Kalaupun next time datang kesini, gak ngunjungi USS pun, bisa ngirit $60 lagi! Sooo, budget ngiriiit, sebenernya bisa cuma $150-an untuk wisata di Singapore dengan cari spot-spot yang gratis. LOL
Well, saya bakal sedikit susah move-on dengan liburan ini.
I know. Dan saya mengaggumi Kota Singa ini dalam cukup banyak hal.
I'm gonna write about it later.
I'm gonna miss Singapore. Planning to come back? FOR SURE.
Masih banyak area gratis yang laik kunjung dan foto-foto di Kota Singa ini!
Thank you, Singapore!